RPP Deep Learning SD Agama Katolik Kelas 3: Membangun Iman Anak Melalui Pembelajaran Bermakna

 

Apa Itu RPP Deep Learning?

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah dokumen perencanaan kegiatan belajar yang disusun oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam kurikulum yang terus berkembang saat ini, pendekatan Deep Learning menjadi salah satu strategi pembelajaran yang banyak diterapkan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran di sekolah dasar.

RPP Deep Learning adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk memahami materi secara mendalam, berpikir kritis, serta mampu menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik Kelas 3 SD, pendekatan ini sangat tepat karena dapat menanamkan nilai-nilai Kristiani secara lebih hidup dan relevan dengan pengalaman anak.

Mengapa RPP Deep Learning Penting untuk Agama Katolik Kelas 3?

Siswa kelas 3 SD mulai memiliki kemampuan kognitif dan emosional yang berkembang lebih baik. Mereka mampu mengingat, memahami, dan mulai berpikir secara logis serta empatik. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran berbasis Deep Learning sangat cocok untuk:

• Membantu anak mengenal pribadi Yesus Kristus secara lebih dekat.

• Menanamkan nilai kasih, pengampunan, dan tanggung jawab.

• Mendorong anak mengamalkan ajaran iman dalam keseharian, baik di rumah maupun di sekolah.

Dengan RPP Deep Learning Agama Katolik Kelas 3, guru bisa membimbing siswa tidak hanya memahami isi pelajaran, tetapi juga menyadari maknanya dan menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Struktur RPP Deep Learning SD Agama Katolik Kelas 3

1. Identitas RPP

• Sekolah: SD

• Kelas/Semester: III / Ganjil

• Mata Pelajaran: Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

• Alokasi Waktu: 1–2 JP

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan disusun mengacu pada Kompetensi Dasar dan karakteristik siswa.
Contoh:

“Siswa mampu menjelaskan pentingnya berdoa setiap hari dan menunjukkan kebiasaan berdoa secara pribadi dan bersama.”

3. Tahapan Pembelajaran Deep Learning

a. Stimulasi

Guru membuka pelajaran dengan pertanyaan pemantik atau kisah singkat.
Contoh: “Kapan kamu terakhir kali berdoa bersama keluargamu?”

b. Identifikasi Masalah

Siswa diajak menyadari pentingnya doa, serta dampak jika seseorang jarang berdoa.

c. Pengumpulan Informasi

Siswa membaca kisah Alkitab atau menonton video edukatif tentang Yesus yang berdoa kepada Bapa.

d. Analisis dan Refleksi

Siswa berdiskusi, bertanya jawab, dan menuliskan pengalaman pribadi mereka dalam berdoa.

e. Generalisasi dan Aksi Nyata

Siswa membuat jadwal doa harian di rumah, serta mempraktikkan doa pagi bersama di kelas.

Contoh Tema RPP Deep Learning Agama Katolik Kelas 3

Beberapa materi yang cocok menggunakan pendekatan Deep Learning antara lain:

• Yesus Mengajarkan Kita Berdoa
  Tujuan: Mengenal Doa Bapa Kami dan membangun kebiasaan doa pribadi.

• Kasih Sayang dalam Keluarga
  Tujuan: Mengenali peran keluarga sebagai karunia Allah dan meneladani kasih dalam keluarga Kudus.

• Mengampuni Teman yang Bersalah
  Tujuan: Mengembangkan sikap pemaaf dan damai.

• Menjadi Terang bagi Sesama
  Tujuan: Mendorong siswa untuk menjadi teladan melalui perbuatan baik.

Penilaian dalam RPP Deep Learning

Dalam pendekatan Deep Learning, penilaian tidak hanya berfokus pada hasil tes tertulis, tetapi juga melibatkan:

• Penilaian sikap: Misalnya, keaktifan siswa dalam berdoa bersama.

• Penilaian keterampilan: Seperti membuat doa pribadi atau menyusun jadwal doa.

• Penilaian proyek: Membuat karya seni bertema doa atau kasih kepada sesama.

DAPATKAN & DOWNLOAD

• MODUL AJAR DEEP LEARNING SD/MI : http://lynk.id/gurugela/22n2w7w9wvj3/checkout
• MODUL AJAR DEEP LEARNING SMP/MTs :http://lynk.id/gurugela/xe6ezne7j35n/checkout
• MODUL AJAR DEEP LEARNING SMA/MA : http://lynk.id/gurugela/n7x7e66x71yv/checkout
• VERSI GRATIS >> DISINI

DOWNLOAD BINSIS JUAL PRODUK DIGITAL KHUSUS GURU HASILKAN 10 JUTA PERBULAN : http://lynk.id/rudydigital/o3QKDlM

WA  : wa.me/681944129560

Penerapan RPP Deep Learning SD Agama Katolik Kelas 3 merupakan langkah strategis untuk menumbuhkan iman, kasih, dan karakter Kristiani sejak dini. Dengan pendekatan ini, pembelajaran agama tidak hanya menjadi rutinitas hafalan, melainkan pengalaman spiritual yang membentuk hati dan perilaku siswa.

Guru dapat menggunakan berbagai metode aktif seperti cerita Alkitab, diskusi, refleksi, dan praktik nyata untuk menciptakan suasana belajar yang hidup dan menyentuh hati. Inilah esensi pembelajaran agama yang sejati — membentuk anak-anak menjadi pribadi yang dekat dengan Tuhan dan peduli terhadap sesama.